Pengujian Berat Benih 1000 Butir











 Pengujian Berat 1000 Butir Benih


A.    Latar belakang 

b.

Kualitas benih sangat berpegaruh pada kualitas dan pertumbuhan tanaman. Benih harus memiliki kualitas yang unggul agar dapat menciptakan varietas yang unggul demi kelangsungan hidup tanaman. Penggunaan yang bermutu sangat menunjang petani untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya. Umumnya produktivitas hanya sekitar 50% dari produktivas yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya mutu benih yang juga dapat menyebabkan kerugian bagi para petani. Maka, perlu dilakukan beberapa pengujian kualitas benih, diantaranya ada pengujian kemurnian benih dan penetapan bobot 1000 butir benih.

Penetapan bobot 1000 butir suatu benih dapat menunjukkan kualitas benih tersebut. Benih dengan bobot 1000 butir yang tinggi menunjukkan benih tersebut memiliki tingkat pengisian biji yang sempurna. Bobot benih yang lebih berat leboh baik dibandingkan bobot benih yang ringan. Artinya pertumbuhannya pun lebih baik benih yang berbobot berat dibadingkan benih yang berbobot ringan. Selain itu, dengan adanya penetapan bobot 1000 butir benih, penguji dapat memperkirakan beberapa kilogram yang dibutuhkan untuk ditanam di lahan.

 

B.     Tujuan

1.      Agar mahasiswa mengetahui cara mengetahui berat bibit 1000 butir

2.      Agar mahasiswa dapat menghitung bobot benih 1000 butir

3.      Agar mahasiswa mengetahui kualitas benih

 

C.     Metodelogi

Ø  Alat :

a.    Timbangan analitik

b.    Wadah

c.    Kalkulator

d.    Bolpoin

e.    Kertas HVS

Ø  Bahan :

a.       Sampel benih kategori chaffy seed (padi varietas inpari 32 HDB dan varietas sunggal )

b.      Sampel benih kategori non chaffy seed (kedelai varitas devon dan gepok kuning)

Ø  Langkah langkah :

1.    Hitung masing masing benih sebanyak 100 butir, pindahkan ke wadah lalu ulang sebanyak 8 kali

2.    Timbang butir tersebut tiap 100 butir pada timbangan analitik lalu catat hasilnya

3.    Buat tabel bantuan, lalu catat setiap bobot 100 benih pada tabel tersebut

Contoh tabel bantuan

Ulangan (n)

Bobot (x)

X2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

 

 

Rata rata

 

 

 

4.    Hitung varians menggunakan rumus

Keterangan:

V : Varians

n : Jumlah ulangan

x : Bobot


5.    Lanjutkan menghitung simpangan baku menggunakan rumus

Keterangan :

S : Simpangan baku

V : Varians

6.    Hitung koefisien varians menggunakan rumus

7.      Toleransi chuffy seed < 6,0%, Non Chaffy seed< 4,0%. Jika meleihi angka toleransi tersebut maka pengujian yang dilakukan gagal/tidak valid

8.      Bobot 100 butir dikali 10 agar mendapatkan bobot 1000 butir

9.      Pengisian kartu induk pengujian penetapan berat 1000 butir dengan data yang telah tersedia.

 

D.    Hasil Pengujian

Komoditi

(varietas)

Banyak ulangan

Berat rata rata (gram)

Koefisien varietas

Bobot 1000 butir (gram)

Keterangan

Padi (Inpari 32 HDB)

8

2,525

2,809

25,2

Valid

Padi (Sunggal)

8

27.38

4,246

273,38

Tidak valid

Kedelai (Devon)

8

16,90125

4,0695

169,0125

Tidak valid

Kedelai (Gepok Kuning )

8

7,675

2,1

76,75

Valid

 

Dari data diatas dapat diketahui bahwa terdapat pengujian yang valid dan pengujian tidak valid. Pengujian tidak valid ada pada sampel padi (sunggal) dan kedelai (devon). Sedangkan untuk pengujian yang valid ada pada sampel padi (Inpari 32 HDB) dan kedelai (gepok kuning). Pengujian dikatakan valid jika koefisien varians kurang dari angka toleransi yang telah ditentukan. Pengujian yang tidak valid dikarenakan koefisien varians melebihi angka toleransi ­chuffy seed dan non chuffy seed yang telah ditentukan. Selain itu, pada saat perhitungan terdapat kekeliruhan dalam menghitung 100 butir benih. Hal tersebut berpengaruh pada bobot 100 butir yang akhirnya akan berpengaruh juga pada hasil koefisien varians.

 

LAMPIRAN

1.      Padi (INPARI 32 HDB)



2.      Padi (Sunggal)

 

3.      Kedelai (Devon)

 

4.      Kedelai (Gepok Kuning)


5.      Perhitungan keseluruhan



 

Komentar

Postingan Populer